BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah
Menengah Kejuruan adalah sebuah Lembaga Pendidikan Menengah Atas, yang memiliki
kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan yang mengarah kepada keterampilan dan
penguasaan ilmu pengetahuan di bidang kejuruan yang bertujuan agar siswa dapat
memiliki keterampilan dan keahlian untuk memasuki dunia usaha industry atau
dunia kerja. maka dari itu, setiap Sekolah Menengah Kejuruan dianjurkan untuk
melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerim)
Praktek kerja industri ini dapat
dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon
mekanik industri . Dengan adanya Prakerin ini siswa diharapkan dapat mewujudkan
tujuan pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai,
mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya Prakein ini siswa
dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia
usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja
sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, Prakerin juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, Prakerin juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan
dibuatnya laporan ini antara lain:
1. Untuk
melatih kemampuan diri dalam memahami, menyimpulkan dan mengembangkan
pengetahuan yang didapat di dunia industri saat prakerin dalam bentuk laporan tertulis.
2. Sebagai
bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan praktik kerja industry di dunia
usaha/dunia industri
3. Untuk
Memenuhi salah satu tugas Produktif yang diberikan sekolah kepada siswa. Serta
sebagai salah satu syarat Mengikuti sidang pertanggung Jawaban hasil Praktek
Kerja Industri dan sebagai Syarat Mengikuti Ujian Nasional 2013/2014.
4. Untuk
mendapatkan nilai praktek kerja industry.
Adapun
tujuan prakerin antara lain :
·
Memperkokoh Link dan Match
(keterkaitan dan kesesuaian) antara program pendidikan di sekolah dan dunia
kerja (dunia usaha)
·
Meningkatkan efisiensi proses
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
·
Memberikan pengalaman dan
penghargaan langsung terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan
·
Memebekali siswa dengan pengalaman
sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna
menyeseuaikan diri dengan(dunia usaha/dunia industri) DU/DI
·
Memantaapkan disiplin, percaya diri,
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
·
Mendorong siswa berjiwa interprineur
(wirausaha)
·
Menjajaki penempatan dan lowongan
kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidikan dibangku
sekolah
·
Menghasilkan lulusan yang memiliki
keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan DU/DI
1.3 Pembatasan
Ruang Lingkup
agar tidak menyimpang/ keluar dari materi
yang akan saya tulis dari laporan ini maka saya akan membatasi lingkup yang
akan di bahas yaitu :
A.
Kopling
B.
Ganti busi
C.
Menganti lampu Rem
BAB
II
KAJIAN TEORITIS
ØTinjauan Umum
-
Tinjauan umum
perusahaan.
Nama
Perusahaan/ Industri : PT. Toyota Auto
2000
Alamat Perusahaan : JL. Asia Afrika No 125,
Bandung
Struktur
Organigram Perusahaan
![]() |
History Awal Berdirinya AUTO 2000
AUTO2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan,
perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangani
penuh oleh PT Astra International Tbk.
Saat ini
AUTO2000 adalah main dealer Toyota terbesar di Indonesia, yang menguasai antara
70-80 % dari total penjualan Toyota. Dalam aktivitas bisnisnya, AUTO2000
berhubungan dengan PT Toyota Astra Motor yang menjadi Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota. AUTO2000 adalah dealer resmi Toyota
bersama 4 dealer resmi Toyota yang lain.
AUTO2000 berkembang pesat karena memberikan berbagai
layanan yang sangat memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna Toyota.
Dengan slogan “Urusan Toyota jadi mudah!” AUTO2000 selalu mencoba menjadi yang
terdepan dalam pelayanan. Produk-produk AUTO2000 yang inovatif seperti THS (Toyota Home Service), Express Maintenance (servis berkala hanya dalam satu jam)
dan Express Body Paint (perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja) Booking
Service mencerminkan perhatian AUTO2000 yang
tinggi kepada pelanggannya.
AUTO2000 memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia
(kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan
D.I.Y).
Selain cabang-cabang AUTO2000 yang berjumlah 91 outlet
cabang, AUTO2000 juga memiliki dealer yang tersebar di seluruh Indonesia
(disebut indirect), yang totalnya berjumlah 87 outlet dealer. Dengan demikian,
terdapat 178 cabang yang mewakili penjualan AUTO2000 di seluruh Indonesia. 77
Bengkel milik AUTO2000 merupakan yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Disamping itu AUTO2000 juga memiliki 596 Partshop yang menjamin keaslian suku
cadang produk Toyota.
AUTO2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra
Motor Sales, dan baru pada tahun 1989
berubah nama menjadi AUTO2000
-
Tinjauan Umum
Materi.
A. Kopling
a)
Pengertian dan Fungsi Kopling
Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak
atau system yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk
memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga dengan
lembut dan cepat.
b)
Syarat-syarat Kopling
1. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi
dengan lembut artinya terjadinya proses pemutusan dan
penghubungan adalah secara bertahap.
2. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa selip jika kopling
sudah terhubung penuh, maka antara fly
wheel dan plat kopling tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin harus dapat terpindahkan 100%.
3. Harus dapat
memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
c)
Komponen kopling
- Plat Kopling
- Plat penekan
- Pegas penekan
- Rumah Kopling/ Tutup Kopling
- Tuas Penekan
. -
Bantalan Pembebas
-Garpu
Pembebas
B.
Busi
a) Pengertian dan Fungsi
Busi adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang
untuk membakar bensin yang telah dikompres
oleh piston. Percikan busi berupa
percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektrode yang dihubungkan
dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan
ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder.
Fungsi Busi merupakan media untuk meloncatkan bunga api
untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada akhir langkah kompresi.
C. Lampu Rem
Lampu rem
yaitu lampu pada kendaraan yang berguna untuk memberikan peingatan kepada
pengendara yang terletak dibagian belakang mobil dan kegunaannya sangatlah
penting dan sangat vital, karena apabila tidak berfungsi dapat membahayakan
pengendara lain. Kondisi lampu rem harus dicek secara rutin.
Banyak
kecelakaan dijalan raya karena penggunaan lampu rem kurang maksimal. Terlebih
pada saat hujan atau berkabut, jika lampu rem tidak berfungsi, bisa
mengakibatkan kecelakaan ketika rem mendadak. Maka pengendara dibelakang bisa
saja menabrak pengendara didepannya.
Fungsi
lampu rem mobil yaitu memberikan indikasi peringatan bagi pengendara dibelakang
saat anda melakukan pengereman pada mobil anda.
Standarnya
warna lampu rem adalah merah terang. Mengapa? Lampu merah terang agar dapat
dilihat dengan jelas dari kejauhan, pada saat siang atau malam, hujan atau
berkabut. Teorinya, mata manusia normal dapat menangkap spektrum warna antara
400 hingga 700nm, namun ada beberapa yang dapat menangkap 380 hingga 780nm.
Semakin besar spektrum warna, maka semakin mudah untuk ditangkap oleh mata dari
kejauhan. Warna merah sendiri memiliki spektrum warna 620 hingga 750nm.
Sehingga warna merah terang ini dijadikan sebagai warna standar pada lampu rem.
Lampu rem
mobil merupakan komponen vital bagi mobil untuk menunjang keamanan dalam
berkendara. Bisa dibayangkan apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan
tidak memiliki fungsi lampu rem yang maksimal lalu mengerem mendadak, maka bisa
jadi kendaraan yang sedang melaju dibelakang anda tidak sempat menghindar
sehingga terjadi kecelakaan.
Ø Kontruksi/ Model
A.
Kopling


B.
Busi

C.
Lampu Rem


Ø Nama Bagian dan Fungsi
A. Kopling
1) Plat Kopling
Berfungsi untuk
meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke input shaft
transmisi. plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan
asbes dan logam.
Bagian-bagian
plat kopling meliputi :
a) Clutch Hub
Berfungsi
sebagai tempat perkaitan unit plat kopling dengan input shaft transmisi yang memungkinkan unit plat
kopling dapat bergerak sedikit maju.
b) Disc Plate
Berfungsi
sebagai rangka utama dari unit plat kopling untuk menahan beban kerja.
c) Torsion Dumper
Berfungsi untuk
meredam hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/ meneruskan putaran
dan pada saat akselerasi maupun deselerasi
d) Kampas Kopling/ Facing
Berfungsi untuk
memperbesar gesekan, sehingga effisiensi pemindahan tenaga dan daya mesin
optimal.
e) Cushion Plate
Berfungsi untuk
dudukan facing atau kampas kopling serta memperhalus kerja kopling.
f) Paku Keling/ Rivet
Berfungsi untuk
menyatukan kampas kopling dan cushion plate serta menyatukan cushion plate dan
disc plate.
2) Plat penekan
Berfungsi untuk
menekan plat kopling terhadap fly wheel dengan adanya tekanan pegas penekan.
3) Pegas penekan
Berfungsi untuk memberikan gaya tekan
kepada plat penekan.
4) Rumah
Kopling/ Tutup Kopling
Berfungsi untuk
dudukan komponen-komponen unit kopling, sebagai tumpuan tuas penekan serta
untuk memungkinkan terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin dengan
akurat dan cepat.
5) Tuas Penekan
Berfungsi untuk
meneruskan gaya pedal kopling yang melalui bantalan pembebas untuk menekan
pegas penekan.
6) Bantalan
Pembebas
Berfungsi untuk
meneruskan gaya dorong dari release fork ke tuas pembebas/ pegas
diaphragm pada
saat pedal kopling ditekan.
7) Garpu
Pembebas
Berfungsi untuk
meneruskan gaya dorong/ tarik dari pedal kopling untuk menekan bantalan
pembebas.
B.
Busi
1.Terminal
Pada puncak busi terdapat sebuah terminal yang digunakan untuk menghubungkan busi pada sistem ignition. Pada umumnya busi memiliki
bentuk konektor berupa plug…tetapi ada juga yang menggunakan model terminal kabel dan memerlukan kunci untuk memasang kabel busi lagi.
Pada puncak busi terdapat sebuah terminal yang digunakan untuk menghubungkan busi pada sistem ignition. Pada umumnya busi memiliki
bentuk konektor berupa plug…tetapi ada juga yang menggunakan model terminal kabel dan memerlukan kunci untuk memasang kabel busi lagi.
2.Insulator
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen atau keramik. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang akan mengalir di inti elektroda.
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen atau keramik. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang akan mengalir di inti elektroda.
3.Ribs
Setiap busi bentuknya hampir sama, terdapat lekuk2 pada bagian insulatornya. Lekuk-lukuk busi ini yang dikatakan Ribs-Ribs bekerja menambah kemampuan insulator dari keramik. Dengan adanya bentuk ribs ini maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh dengan semakin jauh jaraknya maka hambatan antar inti besi dan ground juga semakin besar sehingga tegangan tidak dapat lompat dari inti besi ke ground sekitar busi
Setiap busi bentuknya hampir sama, terdapat lekuk2 pada bagian insulatornya. Lekuk-lukuk busi ini yang dikatakan Ribs-Ribs bekerja menambah kemampuan insulator dari keramik. Dengan adanya bentuk ribs ini maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh dengan semakin jauh jaraknya maka hambatan antar inti besi dan ground juga semakin besar sehingga tegangan tidak dapat lompat dari inti besi ke ground sekitar busi
4.Insulatortip
Bagian ujung dari insulator, Terdapat di dalam body besi bagian kepala dari busi. Ujung dari insulator atau insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga mampu menjadi insulator yang baik. Rata2 ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur 650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.
Bagian ujung dari insulator, Terdapat di dalam body besi bagian kepala dari busi. Ujung dari insulator atau insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga mampu menjadi insulator yang baik. Rata2 ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur 650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.
5.Seal
Hal ini berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah drat busi
Hal ini berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah drat busi
6.Metalcase
Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat lain…selain itu casing metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground
Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat lain…selain itu casing metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground
7. Centerelectrode
Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.
Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.
8. Sideelectrode(ground)
Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah elektroda samping.
Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang bagus dan mampu menahan temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.
Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah elektroda samping.
Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang bagus dan mampu menahan temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.
C.
Lampu Rem
1. Fungsi
Baterai / Accu
Sebagai Sumber arus Listrik
Sebagai Sumber arus Listrik
2. Fungsi Sekring / Fuse
Sebagai
Pengaman apabila ada Trouble / Rangkaian listrik konslet maka sekring akan
memutuskan dirinya
3. Fungsi Switch Rem
Sebagai Pemutus dan penghubung arus Listrik
4. Fungsi Kabel
Sebagai penerus atau jalannya arus Listrik
5. Fungsi Lampu Rem
Sebagai penanda bahwa sepeda motor itu / kendaraan itu
mau berhenti
Ø Cara
Kerja
A.
Kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin
berputar, maka dengan sendirinya roda gila (Fly Wheel) ikut berputar, sedangkan
pada fly wheel ini dipasangkan tutup kopling/ diagphrahma yang di dalamnya ada
plat kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi
atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengan plat
kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang
memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita
ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengan mengoperasikan pedal,
dimana pada waktu pedal kopling di injak maka si pegas matahari dari
diagphrahma spring akan tertekan oleh release bearing yang gaya penekannanya
dari injakan pedal yang di teruskan melalui release fork ke preasure plate dan
ketika pedal di angkat maka release fork kembali ke posisi semula dan release bearing tidak
menekan diafragma spring sehingga pressure plate kembali menekan clutch disc
dengan fly wheel sehingga daya dari mesin di teruskan ke transmisi.
.
B.
Busi
Koil pengapian (ignition coil) menghasilkan arus listrik yang akan di
teruskan ke Busi. Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda
tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping.
Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan
isolator, apabila semakin besar beda tegangan maka struktur gas di antara kedua
elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik
dari pada gas yang ada, gas tersebut mengalami proses ionisasi(menguap) dan
yang awalnya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor. Kemudian arus
elektron dapat mengalir, dan suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai
60.000 Kelvin. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk
memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil.
C.
Lampu Rem
Cara
kerja lampu rem mobil adalah
ketika pedal rem kita injak, saklar rem akan terbebas dari tekanan pedal rem
sehingga kontak saklar terhubung, dan mengalir arus listrik menuju bohlam rem
di belakang,saklar rem mobil ini menggunakan switch tipe normal close
Ø Gangguan
– Gangguan
A.
Kopling
1.
Terjadi suara gemuruh dan nyericit
saat di injak kopling,
2. Tidak bisa masuk gigi
3.
Kurang bagus saat mau maju.
4.
Slip / tidak akurat saat pedal di
lepas
5.
Saat masuk gigi dan pedal kopling di
injak, mobil selalu bergerak meskipun pedalnya di injak
B.
Busi
1.
Mesin gerejet gerejet
2.
Pengapian pincang yang di sebabkan
oleh celah busi yang terlampau rapat
3.
Saat kendaraan ber akselelasi
pengapian kurang efisien sehingga kendaraan mesin nya seperti mau mati
C.
Lampu Rem
1.
Lampu rem nyala terus
Lampu rem nyala terus disebabkan
oleh karet
penahan switch rem terlepas atau rusak
2.
Lampu rem
tidak nyala saat pedal di injak
Hal ini
dikarenakan oleh bohlam lampu rem yang kurang massa
Ø Keselamatan
Kerja
1.
Memakai baju wearpack (baju bengkel)
2.
Mengunakan APD (Alat Pengaman Diri)
bila akan mengerjakan pekerjaan di bawah mobil, seperti helm
3.
Memakai safety shoes yang tlah di berikan
perusahaan
4.
Menggunakan alat sesuai fungsinya
5.
Memakai bahan/ part yang akan di
pakai harus sesuai komposisinya/ kode yang sesuai dengan kendaraan
BAB
III
PELAPORAN
Ø Pemeriksaan
A. Kopling
1. Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing
tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan
pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara
fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan
release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
a)
Putar bearing dengan tangan dan
berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti!
b)
Tahan hub dan case dengan tangan
kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar
tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan
berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
2. Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara visual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
2.
Lakukan pengukuran kedalaman dan
lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm
dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang
baru
3.
Pemeriksaan dengan SST dan filler
gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan
permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran
atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
4.
Pemeriksaan dengan dial indikator. Dengan
dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan
permukaan ujung pegas Diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan
pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal
: 0.5 mm.
5.
Pemeriksaan panjang dan kesikuan
pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi
tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas
penekan. Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
6.
Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam
meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan
semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan
pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga
tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
3. Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2.
Lakukan pengukuran kerataan plat
kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max adalah 0.5
mm.
3.
Jika ketidakrataannya melebihi
spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat
penekan yang baru.
4. Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
2.
Pemeriksaan dan pengukuran
kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling,
minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling
atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian
kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak
paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling
dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3.
Pemeriksaan kekocakan atau
kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion
dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4.
Pemeriksaan keausan atau kerusakan
alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat
kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau
longgar ganti dengan plat kopling baru.
5.
Pemeriksaan run-out plat kopling.
Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah
run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling
dengan yang baru.
5. Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak
pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores
dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
2.
Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring
gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring
gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu
80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru
dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena
bisa mengubah sifat logam.
3.
Pemeriksaan run-out fly wheel.
Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel Bila run-out melebihi 0.2
mm, gantilah fly wheel.
4.
Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan
bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat
kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru. Penggantian
pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding
hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
B. Busi
1. Pemeriksaan elektroda busi
Cek secara visual keutuhan ujung elektroda busi,
bila ujung elektroda busi sudah tidak rata/ sudah tirus sebaiknya di ganti
dengan yang baru
2. Pemeriksaan
celah ujung busi
Cek kerenggangan antara clah elektroda positif dan
elektoda negative dengan menggunakan SST pengukuran celah busi. Ukuran celah
busi harus sesuai dengan spesifikasi pada busi yang di ukur
3. Pemeriksaan lubang busi dan sela sela elektroda busi
Periksa sela sela elektroda busi dan lubang busi
apabila kotor sebaiknya di bersihkan dahulu.
C. Lampu
Rem
1. Pemeriksaan bohlam lampu rem
Periksa secaravisual keadaan bohlam lampu rem apakah
filament nya masih utuh atau sudah putus. Apabila sudah putus seharusnya ganti
lampu rem.
2. Periksa kabel kabel pada terminal
Memeriksa kabel pada terminal lampu rem harus
dilakukan setiap lampu rem diganti karna putus filamen nya. Hal ini agar bila kabel
lampu rem ada yang kurang baik/ rusak bias sekaligus di ganti
Ø Pengukuran
A. Kopling
1. Plat kopling/ clutch disc
Ukur kerataan plat kopling dengan menggunakan
straight edge dan feller gauge, ketidakrataan maximal 0,5 mm. jika
ketidakrataan melebihi spesifikasi ganti dengan plat kopling baru atau bisa
juga plat kopling yang lama di ratakan mengunakan mesin bubut.
2. Pegas penekan/ diagphrahma spring
Dengan
bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm
atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
3. Fly Wheel
Periksa run- out fly wheel dengan mengunakan
dial indicator. Bila run- out fly wheel melebihi spesifikasinya yaitu 0,2 mm
maka si fly wheel harus di ratakan dengan mesin bubut atau di ganti dengan yang
baru.
4. Release bearing
Periksa secara visual keadaan release
bearing. Apabila secara visual tidak ada kerusakan lalu putar release bearing
nya, apabila pada saat di putar terdengar suara nyericit dan putaran nya tidak
nonmal maka release bearing harus di ganti
B.
Busi
1. Celah ujung busi
Ukur celah ujung busi dengan mengunakan SST
pengukur celah busi. Celah busi biasanya berkisar antara 0,8 mm sampai dengan
1,2 mm. mengukur celah ujung busi ini bertujuan agar elektroda positif pada busi
tidak cepat terkikis dan untuk menghasilkan percikan bunga api yang efisien
agar pembakaran berjalan sempurna.
C.
Lampu Rem
1. Mengukur voltase pada terminal lampu rem dan lampu kecil
Dengan mengunakan Ampere meter ukur tegangan
dan arus pada terminal lampu rem. Ukuran tegangannya yaitu 12 volt. Bila
setelah di ukur kemudian hasilnya kurang dari 12 volt maka besar kemungkinan
lampu rem tidak akan nyala dan harus di analisa pada rangkaian lampu rem nya.
Ø Kesimpulan
Gangguan
A. Kopling
1. Kurang tenaga/ slip
Biasanya apabila mobil kurang tenaga/ kurang akurat
ber akselerasinya di sebabkan oleh komponen kopling yaitu plat kopling nya yang
terkena oli. Meskipun si plat kopling ini terkena oli nya hanya sebagian tetapi
lama lama akan menyebar ke bagian lain karena proses perputaran dan akan
menyebabkan mobil kurang tenaga atau bahkan bisa sama sekali tidak akan
bergerak maju/ mundur
2. Plat kopling yang sudah tipis
Meskipun kendaraan/ mobil jarang di pakai tetapi
selalu banyak para pengendara yang mengeluhkan kendaraanya kurang ber
akselerasinya. Nah hal ini di karenakan pada pemakaian kendaraan yang tidak
teratur seperti pada saat kendaraan sedang berakselerasi sukar menginjak pedal
kopling sehingga megakibatkan si plat kopling nya menipis
3. Bunyi nyericit/gemuruh pada kopling
Bunyi nyericit yang sering di temui pada system
kopling ini yaitu di sebabkan oleh release bearing yang macet/ berputarnya
tidak klop dan kurang grease atau bisa juga di sebabkan oleh hubungan release
bearing dengan pegas matahari yang kedalaman keausanya sudah melebihi
spesifikasi. Sedangkan bunyi gemuruh pada kopling di sebabkan oleh release
bearing yang telah longgar dan sebaiknya harus di ganti.
4. Busi
1. Mesin Gerejet gerejet
Mesin terasa gerejet/ tersendat sendat ini di
sebabkan oleh umur busi yang sudah tua, karena jika umur busi sudah lama maka
efisiensi resistornya akan berkurang. bila menemukan kendala seperti ini busi
sebaiknya di ganti dengan yang baru.
2. Pengapian pincang
Pengapian pincang ini di sebabkan oleh kerenggangan
celah busi yang terlampau renggang
sehingga tidak ada percikan bunga api di ruang bakar dan menyebabkan tidak ada
pembakaran di ruang bakar dan kendaraan sering mati karena salah satu pistonnya
tidak bekerja dengan baik. Bila menemukan kendala seperti ini sebaiknya di ukur
celah busi nya yang sesuai dengan spesifikasi pada busi tersebut.
3. Lampu
Rem
Jika lampu
rem tidak menyala pada waktu pedal rem diinjak, lakukan pemeriksaan terhadap
bagian -bagian berikut:
-
Periksa
keadaan lampu remnya,mungkin filamennya putus.Jika ternyata filamennya
putus,ganti dengan yang baru.
-
Jika keadaan
lampu rem baik, tapi lampu rem tidak mau menyala waktu pedal rem diinjak,
bersihkan terminal pada dudukan lampu remnya dengan ampelas kemudian pasang
lampu rem tersebut dengan baik.
-
Jika
terminal - terminalnya sudah dibersihkan tapi lampu remnya tidak menyala maka
telusuri kabel sistem lampu rem tersebut dari kemungkinan putus atau sambungan
- sambungan yang longgar.
-
Periksa keadaan
tombol hidrolik /tombol mekanik dari lampu rem tersebut.Lepas kedua kabel yang
tersambung pada kedua terminal lampu rem tersebut dan kemudian sambungakan
langsung kedua kabel tersebut. Jika lampu rem menyala berarti kerusakan terjadi
pada tombol lampu rem.
-
Jika
kerusakan terletak pada tombol lampu rem, periksa keadaan terminal -
terminalnya dan bersihkan dengan ampelas dan kemudian sambungkan lagi kabel -
kabelnya.
-
Jika terminal tombol lampu rem sudah dibersihkan
tetapi lampu rem tidak mau menyala sebaiknya unit lampu rem diganti
Ø Memasang dan Menyetel
A. Kopling
1. Memasang kopling
Pasang plat kopling dan tutup kopling/ cover kopling pada
fly wheel sesuai dengan sebelumnya dengan menggunakan SST center clutch ketika
sudah terpasang pas/ center dengan fly wheel kencangkan dengan baut nya. Lalu
di momen bautnya. Kemudian siapkan transmisi untuk di pasangkan tetapi sebelum
menaikan transmisi release bearing harus diperiksa apakah sudah pas dan
penguncinya sudah mengunci lalu di beri grease pada hub release bearing,
setelah diberi grease baru transmisi di naikan dengan menggunakan dongkrak
khusus. Setelah transmisi pas dengan baut baut pengunci pada engine baru angkat
transmisi. setelah pas input shaft dengan kopling maka baut dimasukan ke
lubangnya satu persatu baik itu baut 14 maupun baut 17. jumlah baut dan
penempatan nya harus sesuai dengan yang sebelumnya. Lalu setelah baut terpasang
semuanya kencangkan baut mengunakan kunci momen. Setelah transmisi terpasang
rapi lalu pasangkan drift shaft/ poros differensialnya lalu kencangkan baut
nya.
2.
Menyetel kopling
Setel freeplay kopling dengan cara memutarkan mur penyetelanya
searah jarum jam. Lalu putar balik sebanyak 10 kali putaran (pada kendaraan
sejenis avanza) untuk tipe kopling mekanis.
B.
Busi
1.
Memasang busi
Bersihkan lubang busi dengan mengunakan lap majun atau bila
ada chamber clean semprotkan sedikit ke lubang busi lalu lap dengan majun.
Setelah itu pasangkan busi baru ke lubang busi lalu kencangkan busi nya,
setelah busi terpasang semua selanjutnya pasang kabel tegangan tinggi nya.
2.
Menyetel busi
Bila kerengangan busi terlalu renggang atau terlalu rapat,
maka sebelum busi di pasang sebaiknya di setel/ di ukur dulu kerenggangan nya
mengunakan SST pengukur celah busi.
C.
Lampu Rem
1.
Memasang lampu rem
Pasang bohlam lampu rem ke terminal lampu rem dengan
mengunakan tangan. Lalu putar kea rah penguncinya agar tidak longgar, bia
pemasangan tidak benar dan menyebabkan lampu tidak menyala karna kurang massa.
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Ø Kesimpulan
Praktik
Kerja Industri (Prakerin) sangat di haruskan bagi para siswa Sekolah Menengan
Kejuruan karena saya rasa dalam kegiatan praktik kerja industry ini sangat
mendukung bagi pelajar smk yang akan melanjutkan kerja dan dalam kegiatan
prakerin ini banyak ilmu ilmu baru yang saya dapatkan. Baik mengenai ilmu
kehidupan maupun ilmu kejuruan. Dan setelah saya meklaksanakan kegiatan
prakerin ini sedikitnya saya dapat menyimpulkan :
1. Bahwa kegiatan prakerin ini membantu siswa untuk
berinteraksi bahkan melayani customer/ pelanggan secara langsung
2.
saya dapat mengetahui
peralatan-peralatan baru yang ada di lingkungan kerja bengkel
3.
saya dapat merasakan susah senangnya
saat bekerja
4.
Dan saya dapat mengaplikasikan
pelajaran kejuruan sekolah di lingkungan kerja bengkel
Ø Saran
Saran saya kepada adik adik kelas
yang akan melakukan prakerin sebaiknya harus :
1.
Disiplin dengan aturan yang telah
dibuat oleh pihak industry.
2.
Harus bisa berkomunikasi dengan baik
pada pembimbing di industry.
3.
Harus bisa berkomunikasi dengan baik
pada customer.
4.
Harus banyak bertanya kepada
pembimbing di industry jika tidak ada yang dimengerti ketika pemasangan
komponen.
5.
Jaga nama baik sekolah. Jangan
sampai nama baik sekolah tercoreng karena sikap dan prilaku kita yang kurang
baik.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar