Jumat, 05 Desember 2014

makalah sistem EFI



MAKALAH
 
MENGENAI EFI DAN SENSOR SENSOR NYA

DI SUSUN OLEH     :       IMAN ABDUROHMAN
                               KELAS  :       XI – TKR 1

 
SMK Negeri 2 Garut
JL. Suherman No.90 Telp (0262)233141 Garut
                                         


Mesin Efi

 Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar (fuel system),
b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).

Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
Macam macam sistem dalam EFI :

a.       Sistem Bahan Bakar

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
 fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

b.      Sistem Kontrol Elektronik

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
Gambar Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.

c.       Sistem Induksi Udara

Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqyuETQlu771GSMM6UiTbAnX66xG84fLLINW5gHq3ourmh3P1zrIC8BFOotNxbefqzub3MXG6l1oPhrR3bnWDTCNuvS75ftoQMPQVR2hcLoXz4282GuQsrd0-H3kTzQfOHi0sm6jZaBdmd/s320/sesepuh.jpg
Sensor Sensor Mesin Efi

Aplikasi Sistem Pengaturan Elektronik pada kendaraan telah demikian pesatnya, seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan global yang mensyaratkan baik aspek pemenuhan pengguna teknologi maupun aspek dampak lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan modern dengan Advance Technology memiliki kelebihan/keu
nggulan yang mampu meningkatkan antara lain:
·         Unjuk kerja
·         Efisiensi penggunaan bahan bakar
·         Penanggulangan dampak lingkungan
·         Kenyamanan dan keamanan
 dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan konvensional memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit actuator.
Sensor berfungsi untuk mengirimkan sinyal atau data ke ECU, ECU berfungsi
untuk mengolah data yang dikirimkan oleh sensor dan mengirimkan nya kembali berupa perintah ke actuator. Aktuator berfungsi sebagai pengeksekusi suatu perintah dari ECU.
Berikut sensor semsor pada mesin efi beserta fungsinya :

1.       Engine Control Temperature (ECT) dan Intake Air Temperature (IAT)

ECT berfungsi untuk mendeteksi suhu air
pendingin pada mesin
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjelnxxfeTM91tEqLPaHWGhjdB959mZrM_jjW-9v9eYgVJupHr-Ll5iqgeoxz0t8YBDjSK-lbhFhO0xwy7E_9iemODUzMmLr4xtD784ZFN2Kg8CaXrds0PalDy0Pp5gF7Yf5nMYDTh6PX2b/s320/sesepuh.jpg                    Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvf0KWg5Iukms40CmqAOOTMnxfWNysYtf-z9Ao3oYPwsfKLgVQn0fYDcrHPRxZ2l4BMSbZqVPxjlIp25HbZVckSiJt7xYPT-_2uCVAj8AH7lvvwDozL91LISKP9OpKP7oZO45LlC3RBal3/s320/sesepuh.jpg





IAT berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk

Cara Kerjanya:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgekKWXYjtD9UtOSnXIZEacGP9_pdO-ZgTXG4gBlYjpP51d-WiiyjNl2aG3tjnE4eJ1HoNSK5LS3FuQCrrgS_nMRlHFONCmOwnXQEaCZGIw2JhLfKybvRegEGbvvvTW3ACd4xWiDVZGY0s/s320/ecteee.jpgSensor yang dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tegangan pada sensor berubah (karena temperature), maka tegangan yang ke ECU juga berubah. Tegangan kerja adalah 4,5 s/d 0,2 Volt, dari dingin ke panas

2.      Throttle Position Sensor (TPS)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUc6xszH5uDK-EI_QgW2vk2arWqiCp8yUqqe5GpCevjPVoNT8RajRdHP2xTwXdV0_ROeiQN-w_sURIc8eCIgyujjo4SbqRWC3opqygeu-4HCK7rd6tIHUzou3-f6iPMFc6s_usfE3e18I/s200/tpse.jpg                      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKePxCHueYZtUPmtqXp1v9qREoLhJiqCddVbGS5LZB8GiucjMk1X3dea1BtX_Yq2nYY0Ocga3KqPAdaH4xEHJw_Yo5gdCx6KLTeI_JEmvkwbs85zFppsZpybjyTP1FrTcHpEFDQXERK5o/s200/circuit+tps.jpg

TPS berfungsi untuk mengetahui derajat pembukaan katup gas dan mengontrol jumlah udara yang masuk. Sensor ini terbuat dari bahan Karbon arang. Range kerjanya adalah dalam % pembukaan katup gas (0 % = 0,5 Volt ----- 100 % = 4,7 Volt). Cara kerjanya: Tegangan 5 Volt dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat perbandingan tegangan yang berasal dari perbandingan tahanan, sehingga mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt.

3.      Air Flow Meter (Sensor Udara Masuk)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGtwQMdAGZtNEpyuU5sIAGbAsz1Ccn47qdnGBDFxEo7HAw82TacXAXmBtqAvNO988Ch_DWOuZTbcpDIfCtR68-g4XpbrK1wup0qAy6GexbuSh43QD_p0bw6xRFOBi5bDYgwXBjc5-roXE/s200/afsssss.jpg
Air flow meter berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk, dan ini dipakai pada system injeksi jenis L-EFI.
Jenis-jenis Air Flow Meter:

a.        Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM
Jenis ini terbuat dari tahanan geser (karbon arang). Cara kerjanya: pedal ditekan untuk membuka katup gas. Udara diisap oleh pengukur jumlah udara. Pengukur aliran udara memberikan informasi utama secara elektris ke unit pengontrol elektronika.



b.      Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGtnGDoHcKlET5F6ne_k8rN56Ib9q0MjBPJ5aCwVy0-ivT_YQkSVb2YzcxwH6s022ueRfPWKU9bzACNOzLNG9c51o8pGah964cJcdCLJBBHXv7haJ_HZPK8SmbX3GLpckK3KfF9l7EJc/s200/kawat+panaaas.jpg      Jenis ini terbuat dari bahan kawat panas (platinum), Thermister, Metallic Film. Prinsip kerjanya: kawat panas dijaga pada temperature tetap dirangkai dengan termistor . Suatu aliran udara akan menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangkaian elektronik akan mempertahankan temperature pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersamaan, rangkaian elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan mengeluarkan sinyal tegangan sebanding dengan aliran arus.

c.       Karman Vortex

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-lypsRoXu94gTu86c1MVWZ1JoNrG4leRQIcjoXxeqgbjjFHsdZNtZgl9T3AwiHVhwY0neFSAA5mpiPrHfR0wdWxTiqQtqvDdgU1k53LgIEE1Mjoq9VMITC56gvSagfYP8JAlsqrETRLw/s200/karman.jpg          Jenis Karman Vortex terbuat dari bahan Photo Coupler (LED dan Photo Transistor). Cara kerjanya: Udara yang masuk dibuat pusaran oleh pembentuk pusaran udara dan distabilkan oleh plat penstabil pusaran udara, kemudian diukur melalui pemancar dan penerima gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi tinggi pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangnan yang diterima oleh computer.

4.      Manifold Absolute Pressure (MAP)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSFsisTlBOjsdwS0fUV3JKTzCck91yzc1tjWg51IyP1nswLaBW3ElSef4KfOtUC231qr_NqdKTsE6JQFeLK2ptSkeeGs9V6-PPzheTRgJUZBuwYNzgQSQNFGKcgiocz5ngQvPP_QaNdLM/s320/maap2.jpg
Fungsi MAP sensor adalah untuk mengetahui tekanan udara yang masuk. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk setelah katup gas dan digunakan pada mesin injeksi jenis D-EFI. Cara kerja MAP: Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai membrane antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubungan dengan intake manifold.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi (kunci kontak “ON” mesin “MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).

5.      Sensor Gas Buang    

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmX8HRdR2XNo_y2SS_KRwujprtpxpFr6qfrUvmjwsUOQZMCPwnaeSVvQsyiwgBFHjMi619FOHiblqfb9_idEfeBwE4ikilwrY5bZQtsyjmff1qnkJygqY9nvcgRAlbyWtcsb-gVYUY_eo/s200/sensor+gas+buang.jpg

Sensor ini berfungsi untuk mengetahui kerusakan pada Katalik konventer dan sebagai system closed loop A/F Rasio. Prinsip Kerjanya: Bila ada perbedaan jumlah O2udara luar, akan terjadi beda potensial antara kedua elektroda. Tegangan maksimal 1 volt. Temperatur kerja min. 400C.

6.      Sensor Putaran

a.       Sensor Induktif pada Distibutor


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwciVYjV4aW54HwprA4aSJc1IrK6YU7U50LTqLSxo99NYjKdfPlmKEw2VVJdbrM32Oc9NtvBUDiaNXP1U94eHefzJFaZW4mfgYdDi2iICGFF1N7hzR-Z-AoggBV2Bcqu9RD3ihJQDYPbE/s200/induktif.jpg
Sensor CKP dan CMP pada distributor
Untuk system yang pengajuannya dengan mikrokontrol, maka sinyal putaran (CKP) harus dilengkapi dengan sensor posisi pada silinder (CMP). Sinyal ada yang di distributor dan di poros engkol.


b.      Sensor Induktif pada poros engkol

Sensor ini terdiri dari dua, yaitu: satu sensor induktif
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn_9PTo88CQlSr6DYF0jZs0dReVBdKM2-wUve5CLPgkzxnvLlElhbfhyphenhyphen2t4RQmj4le9Al8_lwrWdOc5lPfjMZVi7ryPzfBENijvqklC9TMtSvBvYEf4Xyu7GXUVhykTxeqOQYM3tfQObQ/s200/dua+ckp+dan+cmp.jpg        
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjunxcEQKQRk2qa1UDmb43TIOxQILPuHp-A4U4seSwBNJ7wIYIfHRKgN8w8WWykG2T82_6ngEIcuD8OGnwa3ywfUdfArjUegx-bqLwpUsBO31ZTD3tpoW9h2ZGMbvSgW8cuglY4wXazqEM/s200/satu+sensor.jpg
Satu sensor induktif                                                                         dua sensor induktif (CKP dan CMP)
                                                              

c.       Sensor Hall pada distributor

            Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDSNKd6p3wdtfcAYZicdDrApcpNetlKN3c7V9Ejmgrlk-bgESc908upZmIu8rkhrxcuqqz8kHnr4YZrCivGRTT7MZ6dXgYzfHLlHBgoB_fASusCh6Kv-3UgciBxh8ePCp2mzmaa-WrtI0/s200/halll.jpg

d.       Sensor Photodioda
Berfungsi sebagai sensor putaran dan TOP
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgITw1pxnu6hhglkDhCEWpKJHQZ9WHb-tF0G8fPm17r2Ha2HWeIj7k6KPSJnkBBkjqud5eGACCBbYPXDaa-PoT5is_4t9F8RXB-t6_ildNxtJrVCjRXG4OREDG4sW099oORLyoAOlPbQOY/s200/photo.jpg





7.       Sensor Knoking


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg26ptu-482vg5u0ILLjFldTr2-bOGF4Xzjw2mE3ic79LHUToF4FaGrOp85dRtFQrR4O5WsGoriboBMyUTB_H6bK7igm84LiBqmUED4lQRCFDzmg2gABu6bdAZihWzS1HVcroyGTuc-w64/s200/knoking.jpg
Sensor ini berfungsi untuk mengetahui knoking, system closed loop pengapian dan mendeteksi octane bahan bakar. Prinsip kerja: Bila terjadi knoking (pinking) akan terjadi getaran pada sensor knoking berupa nois. ECU akan memundurkan saat pengapian 2 kali sampai tidak terjadi detonasi lagi. Untuk 4 silinder perlu 1 sensor, 5 atau 6 silinder perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2 atau lebih sensor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar